Mediamassa.co.id – Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat kembali memanas setelah serangan militer terbaru dari AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Konflik ini kembali mengangkat isu dendam sejarah, program nuklir, dan ancaman besar terhadap stabilitas global.
Awal Mula Konflik Iran-Amerika Serikat
Permusuhan antara Iran dan AS sudah berlangsung selama puluhan tahun, dimulai sejak intervensi CIA dalam kudeta Iran tahun 1953. Meski awalnya AS mendukung program nuklir Iran melalui kerja sama ilmiah, hubungan memburuk drastis pasca Revolusi Islam 1979. Sejak saat itu, Iran dan AS terus terlibat dalam persaingan kekuatan di Timur Tengah.
Serangan AS terhadap Fasilitas Nuklir Iran
Pada 21 Juni 2025, Amerika Serikat melakukan serangan udara besar-besaran ke tiga fasilitas nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Serangan ini menggunakan rudal presisi dan drone tempur, dan disebut sebagai aksi preemptive untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir.
Meskipun pihak AS menyatakan serangan berhasil melumpuhkan fasilitas nuklir, pemerintah Iran membantah adanya kerusakan besar dan menyebut bahwa tidak ada korban sipil akibat serangan tersebut.
Ancaman Balasan Iran dan Krisis Global
Iran bereaksi keras terhadap serangan tersebut. Pemerintah Teheran menyatakan siap membalas dan memperingatkan bahwa semua opsi ada di meja. Salah satu ancaman yang dilontarkan adalah kemungkinan penutupan Selat Hormuz, jalur strategis pengiriman minyak dunia. Jika itu terjadi, dampaknya bisa mengguncang pasar energi global dan mendorong harga minyak naik tajam.
Selain itu, Iran memperingatkan bahwa tindakan AS berpotensi memicu konflik skala besar yang bisa melibatkan negara-negara lain. Banyak pihak menyuarakan kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia III jika konflik terus bereskalasi.
Analisis dan Dampak Global
Ketegangan Iran-AS bukan hanya berdampak pada keamanan kawasan Timur Tengah, tapi juga membawa risiko global. Berikut dampak yang mungkin terjadi:
• Ketegangan geopolitik: Negara-negara sekutu AS dan Iran bisa ikut terseret konflik.
• Krisis energi dunia: Penutupan Selat Hormuz dapat mengganggu suplai minyak internasional.
• Ancaman keamanan global: Dunia internasional menyerukan penghentian kekerasan dan kembali ke jalur diplomasi.
Konflik Iran vs Amerika kembali memanas dengan serangan langsung ke fasilitas nuklir. Ancaman balasan dan risiko eskalasi militer menjadikan situasi ini sebagai salah satu krisis global terbesar tahun 2025. Dunia kini menanti: apakah akan terjadi deeskalasi diplomatik, atau justru pecah perang besar?
(Red)
Social Header