Breaking News

Netizen Indonesia Serbu Hutan Amazon dengan Rating Bintang 1 di Google Maps, Ini Alasannya

Mediamassa.co.id – Hutan Amazon yang terletak di Brasil tiba-tiba menjadi sorotan netizen Indonesia setelah mendapat serbuan rating bintang 1 di Google Maps. Fenomena ini merupakan buntut dari aksi protes netizen terhadap ulasan negatif yang lebih dulu diberikan warganet Brasil kepada Gunung Rinjani di Indonesia.

Aksi Balasan Netizen Indonesia di Google Maps

Dalam 24 jam terakhir, Hutan Amazon dibanjiri ulasan bernada negatif dari pengguna asal Indonesia. Banyak dari mereka menuliskan komentar peringatan dengan nada sarkasme dan sindiran.

Beberapa komentar populer di antaranya:

“Di Amazon banyak anakonda dan siluman ular. Jangan ke sini.” – tulis akun She CW.

“Tempat berbahaya di dunia, jangan datang ke sini.” – komentar Adam Hidayat.

Aksi ini membuat rating Hutan Amazon sempat menurun drastis, dan banyak pengguna Google Maps mengeluhkan ulasan yang tidak relevan dengan kenyataan.

Pemicu Aksi: Juliana Marins dan Gunung Rinjani

Insiden ini bermula saat seorang pendaki asal Brasil, Juliana Marins, mengalami insiden saat mendaki Gunung Rinjani di NTB, Indonesia. Proses evakuasi yang dinilai lambat oleh netizen Brasil memicu kemarahan. Mereka kemudian memberikan rating bintang 1 dan komentar bernada kecewa di halaman Google Maps Gunung Rinjani.

Beberapa komentar berbahasa Portugis menyebut:

"Karena mereka tidak siap, tanpa tim atau peralatan untuk menyelamatkan..."

"Total ketidaktahuan terhadap nyawa Juliana Marins..."

Hal tersebut menyulut reaksi dari netizen Indonesia yang merasa reputasi pariwisata Indonesia dirusak secara sepihak.

Fenomena Serangan Rating Antarnegara

Serangan rating antarnegara ini menyoroti bagaimana platform digital seperti Google Maps dapat menjadi arena protes publik. Meski tidak melibatkan kontak fisik, dampaknya bisa merusak citra destinasi wisata dan mengganggu pengguna yang mencari informasi akurat.

Pakar media digital menilai bahwa tren ini berbahaya jika dibiarkan:

"Review palsu atau ulasan berdasarkan sentimen nasionalisme bisa merugikan sektor pariwisata kedua negara," ujar pakar pariwisata digital, Aulia Ramadhan.

Imbauan untuk Bijak Menggunakan Review Online

Masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan fitur ulasan di platform digital sebagai media pelampiasan emosi. Ulasan palsu tidak hanya melanggar kebijakan Google, tetapi juga bisa berdampak negatif terhadap industri pariwisata global.

Google sendiri diketahui memiliki sistem moderasi dan bisa menghapus review yang dianggap tidak relevan, spam, atau mengandung ujaran kebencian.

(Red)

© Copyright 2025 - mediamassa.co.id