![]() |
Jepang menempati posisi kedua sebagai negara mitra investasi asing terbesar di Indonesia |
Jakarta, DKI Jakarta - Jumat, 8 Agustus 2025 – Jepang terus menegaskan posisinya sebagai salah satu mitra investasi strategis utama Indonesia selama hampir tujuh dekade. Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, sepanjang 2010–2024, Jepang menempati posisi kedua sebagai negara mitra investasi asing terbesar di Indonesia, dengan rata-rata pertumbuhan (growth) di atas 20 persen per tahun.
Investasi dari Jepang berperan signifikan dalam penguatan sektor industri, infrastruktur strategis, manufaktur, teknologi, dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Komitmen ini diperkuat melalui diplomasi tingkat tinggi dan kunjungan bilateral pemimpin kedua negara, termasuk Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba yang menjadikan Indonesia sebagai negara pertama dalam lawatan resminya pada Januari 2025.
Forum Eksekutif Dorong Visi Investasi Baru
Sebagai respons atas dinamika global dan tantangan investasi terkini, Indonesia–Japan Executive Dialogue 2025 digelar pada 6 Agustus di Jakarta. Forum ini dipimpin oleh Rachmat Gobel, Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia–Jepang (PPIJ), dan dihadiri lebih dari 55 pimpinan perusahaan Jepang.
Dialog ini menjadi wadah strategis untuk menyatukan visi, memperluas kolaborasi sektor publik–swasta, serta memperkuat kemitraan dalam bidang industri, energi hijau, infrastruktur, dan teknologi digital.
Dukungan Pemerintah dan Dunia Usaha
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, dalam kunjungan kerjanya ke Jepang pada Juli 2025, menegaskan pentingnya menjaga kepercayaan investor Jepang. Langkah ini menjadi respons atas penurunan realisasi investasi Jepang di Indonesia pada 2024 yang tercatat sebesar USD 3,46 miliar—turun 24,8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Meski demikian, Indonesia tetap menjadi tujuan utama bagi ekspansi bisnis perusahaan Jepang. Dalam laporan Japan Bank for International Cooperation (JBIC) edisi Juli 2025, Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara paling menjanjikan untuk pengembangan bisnis Jepang dalam tiga tahun ke depan, berkat stabilitas ekonomi, bonus demografi, dan pasar domestik yang besar.
Proyek Strategis dan Kolaborasi KPBU
Forum juga menyoroti sejumlah proyek kolaboratif yang mencerminkan kekuatan kemitraan Indonesia–Jepang. Di antaranya:
Indonesia International Automotive Proving Ground (IIAPG) di Bekasi, didanai oleh JBIC dan MUFG melalui skema KPBU.
Pelabuhan Patimban di Subang, hasil kerja sama antara Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Anggrek Gorontalo International Terminal (AGIT), pelabuhan ekspor yang dikembangkan Gobel Group, membuka peluang investasi teknologi dan logistik dari Jepang.
Gobel Group, sebagai simbol kemitraan jangka panjang Indonesia–Jepang, juga terlibat dalam proyek Opus Park Superblok di Sentul bersama Sumitomo Corporation dan Hankyu Hanshin Properties Corp., serta memperluas kehadiran Chateraise, merek kue premium Jepang, di Indonesia.
Diplomasi Ekonomi dari Hati ke Hati
Rachmat Gobel menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai diplomasi “Benang Merah” yang merepresentasikan hubungan emosional antara Indonesia dan Jepang.
“Hubungan ini bukan sekadar sejarah, tapi fondasi membangun masa depan. Forum ini menjadi momentum untuk menguatkan kemitraan jangka panjang di era transformasi industri dan digitalisasi,” ujarnya.
Turut hadir dalam forum strategis ini antara lain:
• Muhammad Chatib Basri, ekonom dan mantan Menteri Keuangan RI,
• H.E. Masaki Yasushi, Duta Besar Jepang untuk RI.
Kehadiran tokoh-tokoh penting ini menegaskan bahwa kemitraan Indonesia–Jepang bukan sekadar kerja sama ekonomi, tetapi bagian dari strategi jangka panjang membangun masa depan berkelanjutan.
Artikel ini telah tayang di
Mediamassa.co.id
Social Header