Pati, Jawa Tengah – Kamis, 7 Agustus 2025 – Aksi protes besar-besaran sedang disiapkan ribuan warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Puncak aksi dijadwalkan pada 13 Agustus 2025, sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) hingga 250 persen yang dinilai memberatkan masyarakat. Berikut kronologi lengkap awal mula munculnya gelombang protes rakyat Pati.
1. Awal Kebijakan Kenaikan PBB
Kebijakan Pemkab Pati menaikkan PBB-P2 hingga 250 persen dianggap tidak wajar |
Kenaikan ini dianggap tidak masuk akal, terlebih saat kondisi ekonomi masyarakat masih belum pulih sepenuhnya. Protes pun mulai muncul di media sosial, terutama dari pelaku UMKM dan petani.
2. Aksi Protes Mahasiswa 3 Juni 2025
Ketidakpuasan rakyat memuncak dalam aksi unjuk rasa perdana pada 3 Juni 2025. Mahasiswa dari organisasi PMII Cabang Pati melakukan demonstrasi di depan Kantor Bupati Pati.
Mereka menuntut pencabutan kebijakan PBB yang dinilai membebani rakyat. Aksi sempat memanas karena Bupati Sudewo tidak menemui langsung pendemo. Insiden seperti pembakaran ban dan adu mulut dengan aparat pun terjadi.
3. Pernyataan Bupati Sudewo Picu Emosi
Alih-alih meredakan situasi, Bupati Pati Sudewo justru mengeluarkan pernyataan yang memicu kemarahan publik. Dalam sebuah wawancara, ia menyebut:
“Silakan demo. Jangan hanya 5.000 orang, 50.000 pun kerahkan. Saya tidak akan gentar.”
Pernyataan itu viral di media sosial dan dianggap sebagai bentuk arogansi kekuasaan, bukan respons bijak dari seorang pemimpin daerah.
4. Warga Galang Dukungan untuk Demo 13 Agustus
Sebagai tanggapan, berbagai elemen masyarakat mulai membentuk Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, yang merencanakan aksi damai pada 13 Agustus 2025.
Posko donasi logistik dibuka di Alun-Alun Simpang Lima Pati, menerima bantuan air mineral, makanan instan, telur, dan kebutuhan aksi lainnya. Antusiasme warga sangat tinggi, bahkan banyak yang menyumbang secara sukarela.
5. Penyitaan Bantuan oleh Satpol PP
Situasi kembali memanas pada 5 Agustus 2025, ketika ratusan dus air mineral bantuan aksi demo disita oleh Satpol PP atas perintah Plt Sekda Pati, Riyoso. Alasannya karena posko donasi dianggap tidak memiliki izin.
Langkah itu dinilai oleh warga sebagai bentuk represi dan upaya membungkam aspirasi rakyat. Riyoso bahkan terlibat adu argumen panas dengan relawan dan aktivis yang menjaga posko.
6. Video Lawas Bupati “Sawer Biduan” Kembali Viral
Di tengah meningkatnya kritik publik, beredar ulang video lama yang menunjukkan Bupati Sudewo menyawer biduan dangdut dalam sebuah acara. Video ini memperburuk citra bupati di mata warga.
Meskipun Sudewo telah meminta maaf dan menyebut akan mengevaluasi, namun video tersebut menambah keyakinan publik bahwa pemimpin mereka tidak pantas dijadikan teladan.
7. Menuju Aksi Besar 13 Agustus 2025
Kini, ribuan warga dari berbagai kecamatan di Pati bersiap turun ke jalan pada 13 Agustus. Aksi ini disebut akan menjadi unjuk kekuatan rakyat terbesar di Pati selama satu dekade terakhir.
Tuntutan utama rakyat adalah mencabut kenaikan PBB, meminta permintaan maaf terbuka dari Bupati, serta menghentikan tindakan represif aparat terhadap aksi damai.
Kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, ditambah pernyataan provokatif dan tindakan represif, menjadi pemicu utama gelombang demonstrasi besar di Pati. Rakyat kini menuntut perubahan nyata, bukan sekadar janji atau pembelaan.
Jika tidak segera ditanggapi dengan dialog terbuka dan langkah nyata, bukan tidak mungkin krisis kepercayaan terhadap pemerintah daerah akan semakin dalam.
Artikel ini telah tayang di Mediamassa.co.id
Social Header