Breaking News

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, 5 Orang Tewas dan Puluhan Masih Dalam Pencarian

Mediamassa.co.id — Insiden tragis kembali terjadi di perairan Indonesia. Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Rabu malam (2/7), sekitar pukul 23.15 WIB, saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Hingga Kamis (3/7) pagi, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi lima orang, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.

Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Kapal KMP Tunu Pratama Jaya diketahui meninggalkan Pelabuhan Ketapang pada pukul 22.56 WIB dengan membawa 65 orang yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 anak buah kapal (ABK), serta 22 unit kendaraan. Namun sekitar 20 menit setelah berlayar, kapal dilaporkan mengalami masalah serius.

Menurut keterangan otoritas pelabuhan dan kesaksian penumpang selamat, kapal tiba-tiba mengalami gangguan mesin (blackout), kemasukan air (bocor), dan miring ke satu sisi sebelum akhirnya tenggelam dalam hitungan menit. Kondisi malam yang gelap, gelombang tinggi, serta cuaca buruk diduga memperparah situasi saat evakuasi berlangsung.

Korban Meninggal Dunia Bertambah

Basarnas dan tim SAR gabungan melaporkan bahwa 33 orang telah ditemukan:

• 5 orang dalam kondisi meninggal dunia

• 28 orang selamat

Dari 28 korban selamat, sebanyak 20 orang telah dipulangkan ke Banyuwangi, sementara 8 lainnya masih dalam proses observasi medis di Bali. Tim SAR masih mencari sisa penumpang lainnya yang belum ditemukan.

Proses Pencarian dan Penanganan Korban

Operasi SAR melibatkan berbagai unsur, termasuk Basarnas Bali, TNI AL, Polairud, DVI Polri, BPBD, dan Syahbandar, yang menyisir area tenggelam di koordinat sekitar perairan Gilimanuk. Jenazah korban dibawa ke RSUD Negara, Bali, untuk proses identifikasi oleh tim DVI.

Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, menyatakan bahwa pencarian dilakukan secara intensif dengan penyelaman, penyisiran laut menggunakan perahu karet dan drone pencari panas.

“Kami fokus menyisir area sekitar lokasi kejadian dan berharap seluruh korban yang belum ditemukan bisa segera dievakuasi,” ujar Sidakarya.

Kejadian ini memicu sorotan terhadap aspek keselamatan pelayaran, terutama pada jalur padat seperti Ketapang–Gilimanuk. Pemerintah dan pengelola kapal diharapkan segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kapal, prosedur pengecekan sebelum keberangkatan, serta pelatihan keselamatan kru dan penumpang.

Kementerian Perhubungan RI melalui Dirjen Perhubungan Darat menyatakan akan melakukan audit investigatif terhadap penyebab utama insiden ini dan mengevaluasi izin operasional kapal.

(Red)
© Copyright 2025 - mediamassa.co.id