Breaking News

Tagar #SaveRajaAmpat Trending, Netizen Serukan Penolakan Tambang Nikel di Surga Laut Papua


Mediamassa.co.id - Raja Ampat kembali menjadi perbincangan hangat di media sosial. Tagar #SaveRajaAmpat mendadak trending di berbagai platform seperti Instagram, TikTok, dan X (Twitter), menyusul kekhawatiran masyarakat terhadap aktivitas pertambangan nikel di kawasan konservasi laut tersebut.

Raja Ampat, yang dijuluki "The Last Paradise", terkenal dengan keindahan bawah lautnya yang luar biasa dan menjadi destinasi wisata dunia. Namun kini, kawasan itu terancam oleh program hilirisasi nikel pemerintah yang bertujuan untuk mendorong industri kendaraan listrik nasional.

Menurut laporan, salah satu perusahaan milik negara, PT Antam, disebut-sebut memiliki izin tambang di beberapa pulau yang masuk wilayah Raja Ampat. Aktivitas ini memicu kekhawatiran akan kerusakan lingkungan, pencemaran laut, serta rusaknya ekosistem yang menjadi sumber kehidupan masyarakat lokal dan daya tarik utama wisatawan.

Organisasi lingkungan seperti Greenpeace Indonesia turut bersuara. Melalui unggahan di media sosial, Greenpeace menunjukkan citra dampak awal aktivitas tambang yang mulai "menggerus" keindahan alam Raja Ampat. Mereka menyerukan penghentian izin tambang di kawasan konservasi tersebut dan mendesak pemerintah untuk bertindak.

Menanggapi desakan publik, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa pihaknya akan mengevaluasi izin tambang di kawasan Raja Ampat. Ia berjanji akan memanggil para pemegang izin, baik dari BUMN maupun swasta, untuk mengecek legalitas dan dampak dari aktivitas pertambangan yang ada.

Gelombang dukungan terhadap kampanye #SaveRajaAmpat terus menguat. Masyarakat mengajak lebih banyak pihak untuk peduli terhadap pelestarian Raja Ampat, dengan ikut menyuarakan kampanye di media sosial, mendukung gerakan lingkungan, hingga memilih produk-produk ramah lingkungan.

Beberapa komunitas juga mulai menggalang dana melalui penjualan produk bertema Raja Ampat seperti kaos, tote bag, dan souvenir. Hasil penjualan akan digunakan untuk mendukung kegiatan advokasi lingkungan dan edukasi masyarakat lokal.

Raja Ampat bukan hanya milik Papua, tapi warisan dunia yang harus dijaga bersama.

(Red)
© Copyright 2025 - mediamassa.co.id