Mediamassa.co.id – Ketegangan geopolitik di Timur Tengah meningkat tajam. Setelah serangan udara Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran pada Sabtu (21/6), Iran langsung melancarkan serangan balasan ke Israel. Sedikitnya 30 rudal ditembakkan ke wilayah Yerusalem dan Tel Aviv, menyebabkan kepanikan, kerusakan bangunan, dan korban luka.
Rudal Iran Gempur Yerusalem dan Tel Aviv
Iran meluncurkan rudal dalam dua gelombang, yaitu sekitar 22 rudal di gelombang pertama dan 8 rudal berikutnya menyusul.
Sirene peringatan terdengar di berbagai kota, termasuk Yerusalem dan Tel Aviv, diikuti dentuman ledakan keras yang mengguncang pemukiman sipil.
Sistem pertahanan Iron Dome milik Israel dikerahkan dan berhasil mencegat sebagian rudal, namun beberapa di antaranya jatuh dan menyebabkan kerusakan struktural.
Laporan medis menyebutkan 86 warga mengalami luka-luka, dua di antaranya dalam kondisi sedang, sementara sisanya luka ringan akibat reruntuhan dan kepanikan.
Rumah-rumah dan gedung di Tel Aviv dan Yerusalem mengalami kerusakan akibat dampak serangan.
Hingga kini belum ada laporan resmi korban jiwa dari pihak Israel.
Serangan ini merupakan balasan atas aksi militer Amerika Serikat yang menggempur fasilitas nuklir Iran di Fordo, Isfahan, dan Natanz.
Iran menyebut serangan ke Israel sebagai "respon langsung terhadap agresi militer AS dan sekutunya".
Situasi ini menandai eskalasi baru konflik bersenjata Iran-Israel dan membuka kemungkinan perang terbuka di kawasan.
Ketegangan kawasan Meningkatkan risiko konflik regional yang melibatkan AS dan sekutunya.
Ancaman terhadap warga sipil Rudal jatuh di kawasan padat penduduk menimbulkan ketakutan massal.
Stabilitas global terganggu Harga minyak, emas, dan kripto global terpengaruh oleh ketidakpastian ini.
Serangan 30 rudal Iran ke Israel menjadi titik balik krusial dalam konflik di Timur Tengah. Sebagai respons atas serangan udara AS, rudal-rudal Iran menyasar Tel Aviv dan Yerusalem, menimbulkan korban luka dan memicu kekhawatiran global akan perang skala penuh. Dunia kini menanti bagaimana Israel dan sekutunya akan merespons perkembangan yang terus memanas ini.
(Red)
Social Header