Mediamassa.co.id – Video viral dari akun TikTok @sarah_2293 mengungkap kondisi memprihatinkan dunia pendidikan Indonesia. Dalam video tersebut, terlihat puluhan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) tidak bisa membaca, meskipun mereka telah lulus dari Sekolah Dasar (SD).
Guru yang mengunggah video itu menyampaikan bahwa sekitar 30 siswa di sekolahnya belum mengenal huruf dan harus diajari membaca kembali di aula sekolah, di luar jam pelajaran resmi. Ia menyoroti minimnya perhatian guru SD dan kurangnya peran orang tua dalam mendampingi anak belajar membaca sejak dini.
Krisis Literasi di Indonesia
Kejadian ini menimbulkan keprihatinan publik dan menjadi sorotan nasional terkait rendahnya tingkat literasi di kalangan pelajar Indonesia. Sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap lemahnya kemampuan membaca siswa SMP antara lain:
* Dampak buruk pembelajaran daring selama pandemi COVID-19.
* Kurangnya kompetensi guru dalam menangani siswa dengan kesulitan belajar.
* Metode belajar yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak.
* Kurangnya peran aktif orang tua dalam pendidikan anak.
* Pengaruh negatif gadget dan game online.
Tuntutan Perbaikan Sistem Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) didesak untuk segera mengambil tindakan konkret dalam menangani krisis literasi ini. Di antaranya dengan:
* Meningkatkan pelatihan guru secara berkelanjutan.
* Mengevaluasi kurikulum sekolah dasar dan menengah.
* Mendorong kolaborasi antara sekolah dan orang tua.
* Memperluas akses literasi dasar melalui program pendampingan.
Fenomena siswa SMP tidak bisa membaca mencerminkan perlunya reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan nasional. Tanpa pembenahan yang serius, generasi masa depan Indonesia terancam kehilangan hak dasarnya atas pendidikan yang berkualitas. (QA)
Social Header