Utang Bengkak Rp 3,97 Triliun, KFC Indonesia Tutup 19 Gerai dan PHK 400 Karyawan. (SHUTTERSTOCK/ANGIEYEOH) |
Beban utang tersebut membuat KFC melakukan restrukturisasi pinjaman atau refinancing. Direktur FAST, Wahyudi Martono, menjelaskan sejumlah pinjaman jangka pendek dialihkan menjadi fasilitas jangka panjang untuk menjaga arus kas dan neraca keuangan tetap stabil.
Kerugian dan Penurunan Pendapatan
Di tengah tekanan, FAST juga melaporkan kerugian operasional Rp 138,75 miliar pada paruh pertama 2025. Pendapatan ikut merosot dari Rp 2,48 triliun menjadi Rp 2,40 triliun. Penurunan transaksi dipicu oleh melemahnya daya beli masyarakat serta dampak boikot produk yang sempat berlangsung pada 2023–2024.
“Perubahan ekonomi makro dan sentimen konsumen sangat berpengaruh terhadap performa perusahaan,” kata Wahyudi.
Efisiensi: Tutup Gerai dan PHK Ratusan Karyawan
Untuk menjaga kelangsungan bisnis, manajemen melakukan efisiensi besar-besaran. Hingga September 2025, 19 gerai KFC ditutup. Namun, sebagian penutupan bersifat sementara karena akan dilakukan relokasi ke lokasi yang lebih strategis.
Langkah efisiensi juga mencakup pemutusan hubungan kerja (PHK) sekitar 400 karyawan. Selain itu, pusat dukungan perusahaan digabung menjadi terpusat di Jakarta guna menekan biaya operasional.
Strategi dan Harapan Pemulihan
Meski menghadapi tekanan finansial, KFC Indonesia menegaskan tetap berkomitmen melanjutkan ekspansi bisnis. Gerai baru akan dibuka sebagai pengganti gerai yang ditutup atau dipindahkan.
“Manajemen fokus pada efisiensi dan transformasi bisnis agar KFC tetap kompetitif di pasar Indonesia,” ujar Wahyudi.
Dengan langkah restrukturisasi utang, efisiensi biaya, serta rencana ekspansi terukur, perusahaan berharap kondisi keuangan bisa berangsur pulih di tengah tantangan industri restoran cepat saji.
Artikel ini telah tayang di
Mediamassa.co.id
0 Komentar