Trans7 Minta Maaf dan Tabayyun ke Ponpes Lirboyo Usai Tayangan Xpose Uncensored Menuai Protes. (Instagram/@fakta.indo) |
Jakarta, DKI Jakarta - Kamis, 16 Oktober 2025 – Stasiun televisi Trans7 resmi menyampaikan permohonan maaf terbuka kepada Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, setelah tayangan program Xpose Uncensored menuai protes dari masyarakat dan kalangan santri.
Permintaan maaf tersebut disampaikan oleh Direktur Produksi Trans7, Andi Chairil, melalui video resmi berdurasi 1 menit 57 detik yang diunggah di kanal media sosial Trans7, pada Selasa (14/10/2025).
“Kami menyadari adanya kelalaian dalam proses kurasi konten tayangan tersebut. Namun demikian, kami tidak melepas tanggung jawab sebagai pihak penyiar,” ujar Andi dalam keterangan resminya.
Isi Permintaan Maaf Trans7
Andi menjelaskan bahwa konten yang menyinggung Ponpes Lirboyo merupakan hasil produksi dari production house (PH) eksternal. Namun, ia menegaskan Trans7 tetap bertanggung jawab penuh atas penayangan yang sudah terjadi.
Trans7 menyampaikan permintaan maaf langsung kepada Kiai H. Anwar Manshur, pimpinan Ponpes Lirboyo, beserta keluarga besar, para pengasuh, santri, dan alumni pesantren.
Selain video, Trans7 juga menghubungi pihak keluarga kiai melalui pesan daring dan akan mengirimkan surat permohonan maaf resmi (hard copy). Sebagai bentuk tanggung jawab moral, stasiun televisi tersebut juga melakukan tabayyun langsung ke Pondok Pesantren Lirboyo.
Reaksi Publik dan Respons PBNU
Konten dalam program Xpose Uncensored itu memicu gelombang protes besar di media sosial, dengan munculnya tagar #BoikotTrans7 yang menjadi trending topic di berbagai platform.
Pihak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga menanggapi kasus tersebut. Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menilai tayangan itu telah melukai perasaan umat dan meminta agar Trans7 bertanggung jawab.
PBNU melalui Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) akan mengkaji langkah hukum jika diperlukan, sembari mendorong penyelesaian secara tabayyun dan kekeluargaan.
Audiensi dengan Alumni Lirboyo
Sebagai langkah lanjutan, Trans7 menggelar audiensi dengan Himpunan Alumni Santri Lirboyo (Himasal) Jabodetabek di kantor Trans7, Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Andi Chairil mengakui kesalahan dan menyatakan kesiapannya untuk memenuhi tuntutan para alumni.
Hasil audiensi menghasilkan lima poin kesepakatan, di antaranya:
1. Trans7 menarik konten yang menyinggung Ponpes Lirboyo.
2. Menyampaikan permintaan maaf terbuka.
3. Mengirim surat resmi ke Ponpes Lirboyo.
4. Melakukan tabayyun langsung ke pesantren.
5. Mengevaluasi internal dan pihak production house terkait.
Pihak alumni memberi waktu 1x24 jam bagi Trans7 untuk menindaklanjuti komitmen tersebut.
Langkah Evaluasi Trans7
Trans7 menyatakan bahwa kasus ini menjadi pelajaran penting agar proses sensor dan verifikasi konten lebih ketat ke depan, terutama untuk tayangan yang menyangkut lembaga keagamaan.
“Kami berkomitmen memperbaiki sistem editorial dan pengawasan konten agar kesalahan seperti ini tidak terulang,” kata Andi.
Stasiun televisi itu juga berjanji menjaga hubungan baik dengan pesantren dan masyarakat, sembari mengedepankan nilai-nilai etika jurnalistik dan penghormatan terhadap institusi keagamaan.
Artikel ini telah tayang di
Mediamassa.co.id
0 Komentar