Jakarta, DKI Jakarta - Minggu, 17 Agustus 2025 – Banyak orang beranggapan kebotakan hanya disebabkan oleh faktor genetik atau penuaan. Namun, pakar kesehatan dari IPB University menegaskan bahwa stres berkepanjangan juga dapat menjadi pemicu kerontokan rambut serius, salah satunya kondisi yang dikenal sebagai alopecia areata.
Bagaimana Stres Memengaruhi Rambut?
Menurut Riati Sri Hartini, dosen Fakultas Kedokteran IPB University, hormon stres seperti kortisol berperan besar dalam gangguan siklus pertumbuhan rambut. Kortisol yang tinggi akan menurunkan kadar protein di folikel rambut sehingga memperpanjang fase istirahat dan memperlambat pertumbuhan rambut baru.
“Ketika stres kronis, pertumbuhan rambut terganggu. Salah satu wujudnya adalah munculnya alopecia areata atau kebotakan di area tertentu,” jelas Riati.
Risiko Lain: Trichotillomania
Selain alopecia areata, stres juga dapat memicu trichotillomania, yaitu kebiasaan mencabuti rambut sendiri akibat rasa cemas atau depresi. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi mental karena dapat menurunkan rasa percaya diri penderitanya.
Tidak Semua Stres Berujung Kebotakan
Riati menekankan bahwa tidak semua orang yang stres akan mengalami kebotakan. Faktor genetik, perubahan hormonal, serta kondisi autoimun juga memegang peranan penting. Meski begitu, menjaga kesehatan mental tetap menjadi langkah utama untuk mencegah risiko kerontokan rambut yang parah.
Penanganan Medis dan Psikologis
Untuk penderita alopecia areata, perawatan ideal meliputi gabungan terapi medis dan pendekatan psikologis.
Medis: penggunaan kortikosteroid (suntikan, oles, atau oral), obat perangsang pertumbuhan rambut, dan imunomodulator.
Psikologis: manajemen stres melalui meditasi, yoga, olahraga rutin, serta konseling dengan profesional kesehatan mental.
“Menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jika stres berat disertai kerontokan rambut berlebih, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter atau psikolog,” tutur Riati.
Stres memang terbukti dapat memperburuk kondisi rambut dan memicu kebotakan, terutama pada orang dengan faktor risiko tertentu. Dengan perawatan medis yang tepat serta manajemen stres yang baik, risiko ini bisa ditekan sehingga rambut tetap sehat dan kepercayaan diri terjaga.
Artikel ini telah tayang di
Mediamassa.co.id
Social Header