Breaking News

Opini Dzikry: Public Speaking di Era Digital, Bukan Sekadar Berani Bicara

Opini Dzikry: Public Speaking di Era Digital, Bukan Sekadar Berani Bicara

Surabaya, Jawa Timur - Rabu, 17 Desember 2025 - Di era digital seperti sekarang, kemampuan berbicara di depan umum atau public speaking semakin terasa penting. Dulu, public speaking identik dengan pidato formal di aula atau ruang rapat. Kini, maknanya jauh lebih luas. Berbicara di depan kamera ponsel, memandu diskusi daring, menyampaikan ide lewat konten media sosial, hingga berbicara dalam forum virtual juga menjadi bagian dari public speaking.

Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi, saya melihat bahwa perubahan ini membuat public speaking bukan lagi keahlian eksklusif. Semua orang punya kesempatan untuk berbicara dan didengar, asalkan berani memulai. Media digital memberi ruang yang besar bagi siapa saja untuk menyampaikan gagasan, pengalaman, bahkan opini, tanpa harus berdiri di atas panggung besar.

Public speaking di era digital menjawab kebutuhan zaman. Ketika informasi bergerak cepat, kemampuan menyampaikan pesan dengan jelas dan menarik menjadi kunci. Tidak hanya apa yang disampaikan, tetapi bagaimana cara menyampaikannya. Intonasi suara, bahasa tubuh, pemilihan kata, hingga ekspresi wajah tetap berperan penting, meskipun dilakukan lewat layar.

Siapa saja bisa menjadi public speaker hari ini. Pelajar, mahasiswa, pelaku UMKM, guru, hingga konten kreator. Platform seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan podcast menjadi panggung baru. Banyak orang yang awalnya hanya berbagi cerita sederhana, kini dipercaya menjadi narasumber, pembicara, bahkan inspirasi bagi orang lain. Ini menunjukkan bahwa public speaking tidak selalu soal bakat, tetapi soal proses dan keberanian.

Era digital juga mengubah cara kita belajar public speaking. Jika dulu harus mengikuti pelatihan tatap muka, sekarang banyak referensi gratis yang bisa diakses. Video, webinar, hingga kelas daring memudahkan siapa pun untuk belajar kapan saja. Kesalahan saat berbicara pun bisa dievaluasi dengan mudah karena rekaman dapat diputar ulang. Dari situ, kepercayaan diri perlahan terbentuk.

Namun, tantangan tetap ada. Tidak sedikit orang merasa canggung berbicara di depan kamera. Ada rasa takut salah, takut komentar negatif, atau takut tidak dianggap menarik. Di sinilah pentingnya memahami bahwa public speaking bukan tentang tampil sempurna, melainkan tentang menyampaikan pesan dengan jujur dan relevan. Masyarakat justru lebih mudah menerima pembicara yang apa adanya dan dekat dengan realitas sehari-hari.

Bagi generasi muda, terutama mahasiswa, public speaking di era digital adalah bekal penting. Kemampuan ini membantu dalam presentasi kuliah, organisasi, hingga persiapan dunia kerja. Di luar itu, public speaking juga melatih keberanian, empati, dan kemampuan berpikir kritis. Saat seseorang mampu menyampaikan ide dengan baik, peluang untuk dipercaya dan didengar akan semakin besar.

Pada akhirnya, public speaking di era digital adalah keterampilan hidup. Bukan hanya untuk tampil di depan banyak orang, tetapi untuk berkomunikasi secara efektif di tengah masyarakat yang terus terhubung. Selama ada niat untuk belajar dan berani mencoba, siapa pun bisa menjadi public speaker di zamannya sendiri.

Info Penulis

  • Nama: Moch Dzikry Nur Alam

  • Nim: 1152300066

  • Matkul: Public Speaking - G

  • Universitas: 17 Agustus 1945 Surabaya

Untuk memenuhi tugas dosen pengampu mata kuliah Public Speaking Drs. Widiyatmo Ekoputro, M.A.


© Copyright 2022 - mediamassa.co.id
🔮 Zodiak Mingguan (15–21 Desember 2025)
Memuat ramalan zodiak...
🔮 Zodiak Mingguan