Banda Aceh - Selasa, 2 Des Gubernur Aceh, Muzakir Manaf atau Mualem, tak kuasa menahan tangis saat menyampaikan laporan kondisi terkini pascabencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh pada akhir November 2025. Dalam pernyataannya, Mualem mengungkap bahwa empat kampung hilang dalam semalam akibat derasnya arus banjir.
Mualem menyebut beberapa kampung tersebut tersapu banjir hingga tidak lagi terlihat bentuk permukimannya. Ia menggambarkan situasi bencana kali ini sebagai “tsunami kedua” karena kerusakan yang ditimbulkan sangat masif dan meluas.
Menurut laporan lapangan, banyak rumah warga hanyut bersama material longsor. Sejumlah akses utama terputus, termasuk jalan dan jembatan, sehingga proses evakuasi dan distribusi bantuan menjadi terhambat. Ribuan warga saat ini berada di pengungsian dan masih menunggu bantuan logistik.
Dalam apel bersama tim pemulihan bencana di Banda Aceh, Mualem menegaskan bahwa pembukaan akses menuju wilayah terdampak menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Hal itu dilakukan agar pasokan makanan, obat-obatan, serta bantuan darurat bisa segera menjangkau warga yang terisolasi.
Pemerintah Aceh juga telah membentuk Tim No Recovery Bencana yang fokus pada pencarian korban, evakuasi, pendataan kerusakan, serta percepatan pemulihan infrastruktur dasar. Mualem meminta seluruh pihak untuk memperkuat koordinasi demi mempercepat penanganan.
Ia mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat curah hujan di wilayah Aceh masih tinggi. Dukungan dari pemerintah pusat, relawan, dan masyarakat luas diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan.
Bencana banjir bandang dan longsor yang terjadi di Aceh menjadi salah satu kejadian paling parah dalam beberapa tahun terakhir, meninggalkan duka mendalam bagi ribuan warga yang kehilangan rumah maupun sanak keluarga.
Artikel ini telah tayang di
Mediamassa.co.id
Social Header