| Media Tangan Pintar Hadirkan Pembelajaran Matematika yang Lebih Mudah untuk Siswa Inklusi di SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya |
Surabaya, Jawa Timur - Kamis, 18 Desember 2025 - Pembelajaran inklusif menuntut kreativitas yang lebih luas. Di SDN Klampis Ngasem 1 Surabaya, guru bersama mahasiswa kolaborator menghadirkan sebuah media pembelajaran sederhana namun berdampak besar bagi siswa inklusi kelas 2. Media tersebut bernama Tangan Pintar, sebuah alat peraga hitung konkret yang dirancang untuk membantu siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan dengan cara yang lebih ramah serta mudah dicerna.
Tangan Pintar terbuat dari kain flanel berbentuk tangan yang dapat ditekuk, papan bergambar buah-buahan, serta angka dan simbol operasi hitung yang dapat ditempel menggunakan velcro. Unsur visual dan sentuhan dalam media ini menghadirkan pengalaman belajar yang berbeda. Bagi siswa inklusi yang kesulitan memahami angka secara abstrak, kehadiran objek nyata seperti buah-buahan kecil dan lipatan jari menjadi jembatan penting dalam memahami konsep berhitung.
Cara penggunaannya pun sederhana. Saat siswa mengerjakan soal seperti 3 + 2, mereka menempelkan tiga buah di papan, kemudian menambahkan dua buah lainnya. Tangan flanel dilipat sebagai penanda jumlah. Proses ini membuat siswa tidak hanya melihat angka, tetapi juga menyentuh, memindahkan, dan memanipulasi objek sehingga operasi hitung dapat dipahami secara lebih konkret dan bermakna.
Media pembelajaran ini ditujukan khusus bagi siswa inklusi kelas 2 SD yang membutuhkan pendekatan visual dan kinestetik agar lebih mudah fokus dan memahami inti materi. Oleh karena itu, penerapan Tangan Pintar dinilai sesuai dengan karakteristik mereka. Guru dapat menjelaskan konsep secara bertahap tanpa terburu-buru, sementara siswa memiliki ruang untuk bereksplorasi secara mandiri menggunakan buah, angka, dan tangan flanel.
Dalam penerapannya, sejumlah pihak terlibat aktif, di antaranya Mohammad Insan Romadhan, S.Ikom., M.Med.Kom. sebagai dosen pembimbing; Suci Septiani dari Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya; Mohammad Rizki Al Akhad dari UNESA; serta Lenny Oktriana, M.Pd. selaku Guru Pamong dan Ira Asni Ingsih, S.Psi., Gr. sebagai guru kelas. Kolaborasi lintas kampus dan sekolah ini memberikan warna tersendiri dalam upaya mengembangkan pembelajaran inklusif di ruang kelas.
Tangan Pintar memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya mudah diterima oleh siswa. Selain menarik secara visual, media ini mampu menjembatani konsep matematika dengan dunia nyata yang dekat dengan kehidupan anak. Siswa tidak hanya melihat angka di atas kertas, tetapi juga merasakan proses berhitung melalui sentuhan dan permainan sederhana. Hal inilah yang membuat respons siswa sangat positif, terlihat dari antusiasme mereka saat bermain dengan buah-buahan berwarna cerah dan aktivitas tempel-lepas yang menyerupai permainan baru.
Meski demikian, penggunaan media ini tetap memiliki tantangan. Siswa inklusi umumnya memiliki durasi fokus yang terbatas sehingga guru perlu mengatur ritme pembelajaran dengan cermat. Kondisi ruang belajar juga harus kondusif untuk meminimalkan distraksi, karena overstimulasi sensorik dapat mengganggu proses belajar. Keberhasilan penggunaan Tangan Pintar sangat bergantung pada pendampingan yang bertahap dan konsisten dari guru.
Namun, kebutuhan akan media konkret seperti Tangan Pintar tidak dapat diabaikan. Media ini membantu siswa inklusi mengenal angka, berhitung, sekaligus mengenal jenis buah dengan cara yang menyenangkan. Kehadirannya membuka ruang belajar yang lebih inklusif dan manusiawi, di mana setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk memahami materi sesuai dengan kemampuannya.
Social Header