Breaking News

Kualitas Sound System Masjid yang Buruk, Dapat Mengganggu Kenyamanan Jamaah dan Warga Sekitar

Kualitas Sound System Masjid yang Buruk, Dapat Mengganggu Kenyamanan Jamaah dan Warga Sekitar. (Foto ilustrasi: Getty Images)
Surabaya, Jawa Timur - Jumat, 24 Oktober 2025 - Kondisi sistem tata suara (sound system) di sejumlah masjid di Indonesia dinilai belum memadai. Banyak jamaah mengeluhkan suara yang terlalu keras, bergema, atau tidak jelas, terutama saat khutbah Jumat maupun salat berjamaah.

Permasalahan tersebut diduga disebabkan oleh perangkat pengeras suara yang sudah usang, tata letak speaker yang tidak tepat, serta kurangnya pemahaman pengurus masjid terhadap sistem akustik ruang ibadah.

“Ketika sistem tata suara tidak dipasang dengan benar, pesan khatib tidak tersampaikan dengan baik kepada jamaah,” ujar Ahmad Raihan Habibie, mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Jusuf Kalla: 75 Persen Masjid di Indonesia Kualitas Suaranya Buruk

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode 2019–2024, Jusuf Kalla, menyebutkan bahwa sekitar 75 persen masjid di Indonesia memiliki kualitas suara yang buruk.

“Didengar tapi tidak dimengerti, padahal waktu di masjid 80 persen digunakan untuk mendengarkan,” ujar Jusuf Kalla, dikutip dari detik.com.

Ia menjelaskan bahwa DMI telah menjalankan program perbaikan sistem tata suara sejak beberapa tahun lalu, namun belum seluruh masjid di Indonesia menerapkannya secara optimal.

Perangkat Usang dan Penataan Speaker Tidak Tepat Jadi Penyebab

Berdasarkan pengamatan lapangan, banyak masjid masih menggunakan loudspeaker dengan kualitas rendah dan penataan yang tidak sesuai kaidah akustik.

Beberapa masjid juga memakai mikrofon clip-on yang seharusnya digunakan untuk rekaman studio, bukan untuk kegiatan ibadah di ruang besar.

Kondisi tersebut membuat suara imam atau khatib terdengar putus-putus, bergema, atau terlalu nyaring. Sementara speaker luar sering dinyalakan pada waktu selain azan, yang dapat menimbulkan gangguan kebisingan bagi warga sekitar.

Minimnya Pemahaman DKM Tentang Sistem Audio Masjid

Sejumlah pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dinilai belum memiliki pengetahuan memadai tentang sistem tata suara. Banyak di antara mereka membeli perangkat berdasarkan rekomendasi penjual tanpa memperhatikan kondisi bangunan.

“Perangkat dipasang tanpa memperhatikan tata letak dan pengaturan gain atau volume yang benar. Akibatnya, suara menjadi tidak merata, bahkan bisa berdengung,” jelas Ahmad.

Volume Berlebihan Berisiko Ganggu Pendengaran dan Ketertiban Lingkungan

Penggunaan sound system dengan volume melebihi 100 desibel berpotensi menimbulkan gangguan pendengaran bagi jamaah dalam jangka panjang. Selain itu, suara keras dari speaker menara juga bisa mengganggu warga sekitar, terutama saat digunakan di luar waktu ibadah.

“Penggunaan speaker luar perlu dibatasi. Kegiatan seperti pengajian atau peringatan hari besar Islam (PHBI) sebaiknya hanya menggunakan speaker dalam,” imbuh Ahmad.

Perlu Kebijakan dan Penataan Profesional

Ahmad menekankan perlunya penataan sistem tata suara masjid secara profesional, melibatkan teknisi yang memahami akustik bangunan. Penggunaan perangkat harus disesuaikan dengan ukuran masjid dan kebutuhan jamaah.

“Jika jamaah meluber ke luar, bisa menggunakan sistem tambahan dengan volume yang sesuai, bukan corong luar yang keras,” katanya.

Kualitas sound system masjid memiliki peran penting dalam menjaga kekhusyukan ibadah dan ketertiban lingkungan.

Melalui pengelolaan perangkat yang tepat, pengaturan volume yang sesuai, serta edukasi bagi pengurus masjid, diharapkan suara di rumah ibadah dapat terdengar jelas, nyaman, dan tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Penulis: Ahmad Raihan Habibie
Mahasiswa S1 Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Artikel ini telah tayang di 
Mediamassa.co.id

© Copyright 2022 - mediamassa.co.id
🔮 Zodiak Mingguan (1–7 Desember 2025) ×
Memuat ramalan zodiak...
🔮 Lihat Zodiak