Jakarta, DKI Jakarta - Senin, 11 Agustus 2025 – Seorang wanita berusia 20 tahun di China mengalami orgasme secara terus-menerus tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi langka ini dikenal sebagai Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD), gangguan medis yang memicu rangsangan berlebihan pada area genital meski tanpa keinginan atau aktivitas seksual.
PGAD merupakan kondisi yang jarang terjadi dan belum banyak dipahami secara medis. Gejalanya meliputi rasa terangsang yang kuat secara fisik, disertai kontraksi otot seperti orgasme, tanpa adanya pemicu seksual.
Kondisi ini membuat penderitanya kesulitan menjalani aktivitas harian. Rangsangan yang terus-menerus bisa mengganggu konsentrasi, pekerjaan, hingga hubungan sosial. Dalam beberapa kasus, PGAD juga dapat memicu stres dan gangguan kesehatan mental.
Apa itu PGAD?
Persistent Genital Arousal Disorder pertama kali dideskripsikan pada awal 2000-an. Hingga kini, penyebab pasti PGAD belum diketahui secara jelas. Beberapa penelitian menduga gangguan saraf, cedera tulang belakang, atau ketidakseimbangan hormon dapat menjadi pemicunya.
Pengobatan PGAD
Penanganan PGAD bervariasi tergantung penyebabnya, mulai dari terapi perilaku kognitif, fisioterapi, obat-obatan tertentu, hingga teknik relaksasi. Namun, tidak semua pasien merespons dengan baik terhadap pengobatan, sehingga perlu evaluasi medis secara menyeluruh.
Artikel ini telah tayang di
Mediamassa.co.id
Social Header