Mediamassa.co.id - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan tekadnya untuk menguasai seluruh wilayah Jalur Gaza dan mengancam akan memecat pejabat militer atau pemerintah yang tidak mendukung langkah tersebut.
Netanyahu menyampaikan ultimatum tersebut dalam pertemuan internal kabinet, di mana ia menegaskan bahwa pendudukan penuh Gaza adalah strategi final untuk menghancurkan kelompok Hamas dan memastikan keamanan Israel secara menyeluruh.
"Siapa pun yang tidak sejalan dengan misi ini, tidak akan menjadi bagian dari pemerintahan," tegas Netanyahu seperti dikutip dari sumber internal kabinet, Selasa (5/8).
Ketegangan Internal dan Penolakan Pejabat Keamanan
Rencana tersebut memicu penolakan dari sejumlah petinggi militer, termasuk Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Letjen Eyal Zamir, yang menilai langkah itu berisiko tinggi dan dapat memperburuk kondisi para sandera yang masih ditahan oleh Hamas.
Tak hanya itu, sekitar 600 mantan pejabat tinggi keamanan Israel, termasuk eks kepala Mossad dan militer, menandatangani surat terbuka yang meminta dukungan internasional untuk menghentikan perang. Mereka menyebut bahwa strategi Netanyahu bisa membuat Israel “di ambang kekalahan” dalam konflik berkepanjangan ini.
Krisis Kemanusiaan Gaza Semakin Parah
Menurut laporan lembaga kemanusiaan internasional, lebih dari 60.000 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak konflik meningkat pada 2023. Kelaparan ekstrem dan minimnya akses bantuan membuat Gaza dalam kondisi darurat kemanusiaan, dengan puluhan anak-anak dilaporkan meninggal setiap harinya.
75% Wilayah Gaza Dikuasai Israel
Hingga awal Agustus 2025, pasukan Israel disebut telah menguasai sekitar 75 persen wilayah Gaza, dan rencana Netanyahu berikutnya adalah melanjutkan ofensif hingga seluruh wilayah berada di bawah kendali penuh Tel Aviv.
Langkah ini mengundang sorotan global dan bisa memperburuk isolasi internasional terhadap Israel, terutama jika tidak ada solusi damai yang ditawarkan.
(Red)
Social Header