Ketua LMKN Ingatkan: Memutar Suara Alam atau Kicauan Burung Juga Bisa Kena Royalti

Ilustrasi

Mediamassa.co.id - Ketua Lembaga Manajemen Kolektif Nasional (LMKN), Dharma Oratmangun, mengingatkan bahwa memutar suara burung atau rekaman suara alam di tempat usaha seperti kafe, restoran, atau hotel tetap wajib membayar royalti. Hal ini ditegaskan menyusul tren pelaku usaha yang mengganti musik dengan suara alam demi menghindari biaya royalti lagu.

“Rekaman suara burung pun memiliki hak terkait. Kalau diputar di tempat komersial, tetap wajib bayar royalti,” jelas Dharma.

Suara Burung & Suara Alam Tetap Termasuk Hak Cipta

Menurut LMKN, suara burung, gemericik air, atau musik instrumental yang berasal dari rekaman tetap termasuk karya yang dilindungi oleh hak terkait. Artinya, suara tersebut memiliki produser atau pencipta yang berhak atas kompensasi ketika karyanya dipakai untuk tujuan komersial.

Banyak pemilik kafe dan resto yang sengaja mengganti musik dengan suara alam karena menganggap itu bebas lisensi. Namun, jika rekaman itu digunakan untuk kepentingan bisnis, tetap ada kewajiban membayar royalti kepada pemilik hak cipta atau hak terkait.

Tarif Royalti Musik di Indonesia Cukup Rendah

LMKN menjelaskan bahwa tarif royalti di Indonesia termasuk paling murah di dunia. Misalnya:

• Rp120.000 per kursi per tahun untuk kafe atau restoran.

• 2% dari pendapatan tiket untuk acara konser atau live event.

Bagi pelaku UMKM, LMKN bahkan memberikan skema yang lebih ringan agar tetap bisa menjalankan usaha sambil menghormati hak cipta.

500 Tempat Hiburan dan 154 Event Organizer Disomasi

LMKN telah menyampaikan somasi ke lebih dari 500 tempat hiburan yang tidak patuh membayar royalti, termasuk 154 event organizer (EO) yang tidak melaporkan penggunaan musik saat mengadakan acara.

Dharma menegaskan, pelanggaran terus-menerus akan diproses secara hukum karena ini menyangkut hak ekonomi para pencipta lagu, produser, dan penyanyi.

LMKN Sediakan Jalur Pendaftaran dan Pembayaran Online

Untuk mempermudah, LMKN membuka jalur pendaftaran dan pembayaran royalti secara online melalui situs resmi mereka. Pelaku usaha dapat mengecek jenis izin yang dibutuhkan dan menghitung tarif sesuai kategori usaha.

Memutar suara burung, alam, atau suara apa pun yang berasal dari rekaman tetap dapat dikenakan royalti jika digunakan untuk keperluan komersial. LMKN mengajak pelaku usaha untuk patuh, karena royalti bukan beban, melainkan bentuk penghargaan terhadap karya cipta. Jangan sampai usaha Anda dikenakan sanksi hanya karena menghindari royalti.

(Red)