Breaking News

Mahasiswi UNS Lompat dari Jembatan Jurug Solo, Tinggalkan Surat Wasiat dan Motor


Mediamassa.co.id – Peristiwa tragis mengguncang Kota Solo. Seorang mahasiswi Universitas Sebelas Maret (UNS) dilaporkan nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Jurug, Senin (1/7/2025) siang. Sebelum melompat, korban meninggalkan sepeda motor, tas, dan surat wasiat berisi pesan haru yang mengindikasikan tekanan mental yang berat.

Korban diketahui berinisial DA atau Devita Sari Anugraheni (22), warga Temanggung dan tercatat sebagai mahasiswi aktif semester akhir di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS.

Menurut laporan kepolisian, korban tiba di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB, memarkirkan sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AA 3747 CY, lalu berjalan menuju tepi Jembatan Jurug dan diduga langsung terjun ke Sungai Bengawan Solo.

Isi Surat Wasiat yang Mengharukan


Dalam tas yang ditinggalkan korban, ditemukan sepucuk surat tulisan tangan. Isi pesannya mengungkapkan bahwa korban merasa lelah secara emosional dan tidak ingin orang lain, terutama keluarganya, disalahkan atas keputusannya.

Berikut kutipan dari surat tersebut:

"Aku pergi ya... Jangan salahkan siapa pun, aku capek... Ma, aku minta maaf. Aku tidak sekuat Mama. Maaf juga untuk Pak Sumardiyono, aku belum bisa selesaikan skripsi...”

Surat ini turut menyebut nama dosen pembimbing skripsinya dan menggambarkan tekanan akademik yang mungkin menjadi salah satu pemicu.

Usai kejadian, Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD Solo, Basarnas, serta sejumlah relawan segera melakukan penyisiran di sepanjang Sungai Bengawan Solo. Hingga berita ini ditulis, korban belum ditemukan. Petugas terus melanjutkan operasi pencarian, dengan radius hingga beberapa kilometer dari lokasi kejadian.

Kondisi Psikologis: Diduga Depresi dan Konsultasi Psikolog

Sejumlah teman kuliah korban menyebut bahwa Devita dikenal sebagai pribadi pendiam dan tertutup. Ia sempat menjalani konseling ke psikolog kampus dalam proses penyusunan tugas akhir. Informasi ini menguatkan dugaan bahwa korban mengalami gangguan psikologis yang tak terlihat secara kasat mata.

Pihak Kampus dan Keluarga Berduka

Pihak Universitas Sebelas Maret menyatakan belasungkawa yang mendalam atas kejadian ini. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan menyebut bahwa korban berada dalam tahap akhir kelulusan dan akan mengikuti wisuda dalam waktu dekat.

Orang tua korban yang datang dari Temanggung turut menyampaikan bahwa tidak ada tanda-tanda mencurigakan sebelumnya, meskipun anaknya sempat terlihat murung dalam beberapa hari terakhir.

Himbauan untuk Kesehatan Mental

Kasus ini menjadi pengingat pentingnya dukungan kesehatan mental bagi mahasiswa. Jika Anda atau orang terdekat mengalami tekanan mental, stres berat, atau pikiran untuk menyakiti diri sendiri, segera hubungi layanan psikolog kampus, puskesmas terdekat, atau layanan darurat:

Hotline Kesehatan Jiwa: 119 ext. 8

Layanan Kemenkes: 021-500-454

BPJS Psikiatri: tersedia gratis di faskes tingkat 1 dan RSUD tertentu.

(Red)
© Copyright 2025 - mediamassa.co.id