Nairobi, Kenya. Mediamassa.co.id - Situasi politik di Kenya memanas usai gelombang demonstrasi merebak di sejumlah kota besar, termasuk Nairobi, Nyeri, Embu, dan Nakuru. Unjuk rasa terjadi sebagai respons atas tewasnya seorang blogger politik yang ditahan oleh kepolisian. Menyikapi kerusuhan yang meluas, Presiden Kenya William Ruto mengeluarkan perintah tegas: tembak di tempat bagi pelaku kekerasan dan perusakan.
Kematian seorang blogger dan aktivis yang kritis terhadap pemerintah memicu amarah publik. Ribuan warga turun ke jalan menuntut keadilan, menganggap peristiwa tersebut sebagai bentuk pelanggaran hak asasi manusia.
Aksi damai berubah menjadi kerusuhan. Demonstran dilaporkan membakar fasilitas umum, menyerang aparat, serta memblokir akses jalan. Bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan tak terhindarkan.
Polisi menggunakan gas air mata hingga peluru tajam. Presiden Ruto menegaskan aparat memiliki kewenangan untuk menindak tegas di lapangan, termasuk menembak di tempat jika dianggap mengancam keselamatan publik.
Kementerian Kesehatan Kenya mencatat 11 orang tewas dalam kerusuhan tersebut. Lebih dari 50 aparat keamanan mengalami luka-luka. Sementara, ribuan warga terpaksa mengungsi demi keselamatan.
Organisasi internasional seperti Amnesty International mengecam perintah tembak di tempat dan mendesak Kenya membuka investigasi independen atas kasus kematian blogger. Dunia internasional juga menyerukan penyelesaian damai dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
(Red)
Social Header