Mediamassa.co.id – Pemerintah Israel dikabarkan menyatakan kesiapan untuk melakukan gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza. Rencana tersebut menjadi bagian dari upaya internasional untuk menghentikan eskalasi konflik berkepanjangan yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur sipil.
Namun, proposal tersebut belum sepenuhnya diterima oleh Hamas. Kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu menyatakan bahwa mereka akan menyambut gencatan senjata jika Israel bersedia menarik seluruh pasukannya dari wilayah tersebut.
“Kami tidak akan memberikan lampu hijau sebelum Israel menarik pasukannya dari seluruh wilayah Gaza,” tegas perwakilan Hamas, dikutip dari laporan media Palestina.
Hamas juga menyebut bahwa mereka sedang mendiskusikan proposal ini secara internal bersama fraksi-fraksi Palestina lainnya. Setelah proses pembahasan selesai, keputusan resmi akan disampaikan kepada para mediator internasional yang terlibat dalam proses perdamaian ini, termasuk Mesir dan Qatar.
Rencana gencatan senjata ini merupakan bagian dari upaya diplomatik untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023. Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, terus mendorong adanya kesepakatan damai yang adil dan berkelanjutan.
Poin penting dalam kesepakatan tersebut mencakup:
• Penghentian operasi militer selama 60 hari,
• Penarikan pasukan Israel dari Gaza,
• Pembebasan sandera, dan
• Peningkatan distribusi bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak.
Hingga saat ini, kondisi di Gaza masih memprihatinkan. Serangan udara dan darat Israel terus berlanjut di beberapa wilayah, menyebabkan ribuan korban jiwa dan krisis kemanusiaan akut. Laporan terbaru menyebutkan bahwa rumah sakit, fasilitas umum, dan pemukiman warga menjadi sasaran utama dalam konflik ini.
(Red)
Social Header