Tudingan Lokasi KKN Jokowi Fiktif, Sekdes Ketoyan: “Menyesatkan Warga”

Mediamassa.co.id – Kontroversi seputar lokasi KKN Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mencuat setelah Rismon Sianipar menyebut bahwa lokasi KKN Jokowi di Desa Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali adalah fiktif. Klaim tersebut langsung menuai reaksi keras dari warga dan perangkat desa setempat.

Sekdes: Desa Ketoyan Sudah Ada Sejak 1954

Sekretaris Desa (Sekdes) Ketoyan, dalam pernyataannya, membantah tegas tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa Desa Ketoyan sudah berdiri sejak tahun 1954, jauh sebelum Jokowi melaksanakan KKN pada tahun 1985.

“Pernyataan itu menyesatkan warga. Kami punya catatan sejarah, dokumen resmi, dan saksi hidup bahwa Desa Ketoyan sudah eksis sejak puluhan tahun lalu,” ujar Sekdes Ketoyan.

Tak hanya perangkat desa, warga Desa Ketoyan juga membantah klaim Rismon. Mereka menyebut bahwa kampung mereka sudah lama ada dan menjadi bagian dari wilayah administratif Kecamatan Wonosegoro. Sejumlah warga juga mengaku masih ingat adanya mahasiswa dari UGM yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa tersebut pada masa itu.

“Pak Jokowi pernah KKN di sini, itu bukan cerita baru. Kami tahu, kami saksi hidup,” kata salah satu warga.

Jokowi merespons santai tuduhan tersebut. Dalam sebuah video, Jokowi tampak tersenyum dan tidak menanggapi serius isu ini. Ia memilih fokus pada kerja nyata dan menyarankan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh narasi yang tidak berdasar.

Penelusuran Fakta: Lokasi KKN Jokowi Bukan Fiktif

Beberapa media nasional pun telah melakukan penelusuran fakta terkait keberadaan Desa Ketoyan. Hasilnya, desa tersebut memang telah lama ada dan tercatat dalam arsip wilayah Kabupaten Boyolali sejak sebelum 1980-an. Dengan demikian, tudingan bahwa lokasi KKN Jokowi "fiktif" terbukti tidak sesuai fakta.

Pernyataan Rismon Sianipar tentang lokasi KKN Jokowi yang disebut fiktif terbantahkan dengan data sejarah, pernyataan warga, serta klarifikasi dari Sekdes Ketoyan. Desa Ketoyan sudah ada sejak 1954 dan menjadi bagian dari perjalanan hidup Jokowi semasa mahasiswa.

(Red)