Mediamassa.co.id – Desa Tegalsambi di Kabupaten Jepara kembali bersiap menggelar tradisi tahunan Perang Obor, sebuah ritual adat penuh makna spiritual dan sosial yang telah diwariskan secara turun-temurun sejak abad ke-16.
Ziarah ke Tujuh Makam Keramat Jadi Pembuka
Sebelum ritual puncak dilaksanakan, masyarakat Desa Tegalsambi terlebih dahulu melakukan ziarah ke tujuh makam keramat, sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur dan memohon keselamatan desa. Tujuh makam yang diziarahi meliputi:
1. Mbah Tegal
2. Mbah Sudimoro
3. Mbah Babadan
4. Mbah Surgimanis
5. Mbah Tunggul Wulung
6. Mbah Singkil
7. Satu makam lainnya yang berada di sekitar wilayah desa
Rangkaian ziarah ini merupakan bagian penting dari tradisi yang mengawali seluruh prosesi Perang Obor. Warga secara gotong royong membersihkan area makam, menyiapkan sesaji, serta melantunkan doa-doa leluhur.
Makna dan Filosofi Perang Obor
Perang Obor bukan sekadar tontonan, tetapi ritual sakral yang sarat makna. Dalam tradisi ini, dua kelompok pemuda bertarung secara simbolik menggunakan obor yang terbuat dari pelepah kelapa kering dan batang pisang. Meski terlihat ekstrem, warga percaya mereka mendapat perlindungan magis sehingga luka serius jarang terjadi.
Makna utama Perang Obor adalah sebagai:
* Wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang melimpah
* Simbol penolak bala terhadap penyakit, bencana, dan energi negatif
* Penguat solidaritas sosial serta keberanian kolektif masyarakat Tegalsambi
Jadwal Pelaksanaan Perang Obor 2025
Tradisi ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, tepatnya pada malam Selasa Pon setelah Senin Pahing dalam kalender Jawa, seusai masa panen. Untuk tahun 2025, Perang Obor dijadwalkan berlangsung pada Senin malam, 9 Juni 2025, mulai pukul 19.00 WIB, di kawasan perempatan Desa Tegalsambi.
Acara ini dipastikan akan menarik perhatian warga lokal, wisatawan domestik, serta pecinta budaya dari luar daerah.
Tradisi Warisan Leluhur yang Tetap Relevan
Dengan tetap mempertahankan adat dan nilai-nilai luhur, Perang Obor Tegalsambi membuktikan eksistensinya sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia yang terus hidup di tengah masyarakat modern. Selain sebagai bentuk spiritualitas, ritual ini juga telah menjadi atraksi budaya yang potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya unggulan Jepara.
(Okada)
Social Header