Mediamassa.co.id - Sebagai lembaga non-profit yang berfokus pada pemenuhan hak anak dan bergerak berdasarkan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), Gugah Nurani Indonesia (GNI) memastikan setiap anak di Indonesia mendapatkan hak akan air bersih dan sanitasi aman melalui Program Good Water Project. Pada 24 April 2025 lalu, Gugah Nurani Indonesia meresmikan pembangunan fasilitas air bersih yang telah selesai dibangun di Dusun Tondon,
Desa Tokkonan, Kec. Enrekang, Kab. Enrekang, Sulawesi Selatan Good Water Project kali ini merupakan hasil kolaborasi penggalangan dana oleh Gugah Nurani
Indonesia yang didukung oleh KitaBisa.
Dalam pembangunan fasilitas air bersih ini GNI juga bersinergi dengan pemerintah Desa Tokkonan hingga Pemerintah Kabupaten Enrekang guna adanya kegiatan gotong royong swadaya masyarakat dalam mewujudkan pembangunan fasilitas air bersih di Dusun Tondon. Dengan adanya komitmen berbagai pihak proyek air bersih
ini berhasil dibangun dan dapat mengaliri rumah warga dengan air bersih.
Acara peresmian akses air bersih ini dilakukan bersamaan dengan peresmian pagar cagar budaya batu megalitik yang berada di wilayah masyarakat adat Tondon. Turut hadir dalam acara peresmian ini, Bapak Ilham, Sekretaris Kecamatan Enrekang sekaligus PLT (Pelaksana Tugas Desa) Desa Tokkonan, Bapak Achmad Faisal, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kab. Enrekang, Ibu Sri Siswanty Zainal selaku Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat Dinas Kesehatan Kab. Enrekang, dan Kepala Suku Adat Tondon, serta masyarakat Dusun Tondon.
Kondisi Geografi Dusun Tondon
Air bersih merupakan sumber kehidupan dan fondasi penting dalam kehidupan manusia. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang kesulitan akses dan kekurangan air bersih, bahkan pada 2024 lalu hanya 12% rumah tangga di Indonesia yang memiliki sanitasi
aman. Beberapa daerah mengalami kekurangan air bersih dipicu oleh beberapa faktor seperti, kondisi topografi, pencemaran air dari limbah, pertumbuhan penduduk, hingga cuaca dan iklim.
Pada kasus ini, kesulitan air di Dusun Tondon terjadi akibat kondisi topografi. Dusun Tondon berada di wilayah tinggi Kabupaten Enrekang daerah perbukitan. Terdapat sekitar 40 Kepala Keluarga (KK) di daerah tersebut dan tidak lebih dari 50% yang memiliki sanitasi aman dengan
dialiri oleh air bersih. Dengan jenis topografi tersebut, sumber mata air yang terletak di bawah Dusun Tondon sangat
sulit untuk dialirkan ke bagian pemukiman dusun karena jarak yang jauh dan medan yang sangat tinggi, tentu membutuhkan peralatan yang memadai. Belum lagi medan jalan menuju Dusun Tondon yang masih sulit dan sebagian besar menanjak. Sebelumnya masyarakat terpaksa menampung air hujan untuk kebutuhan sehari-hari dan memanfaatkan air sumur yang sering kali kering saat musim kemarau.
“Wilayah Dusun Tondon, minim air dan kami di Tondon ini berada di atas bukit. Air berada dibawah. Jadi kesulitan menjangkau mata air.” Jelas Cori salah satu masyarakat Dusun Tondon
“Dulu saat kemarau, kami pergi memikul air dari kampung ke titik mata air sangat jauh. Anak-anak kebanyakan berjalan kaki untuk ambil air, karena jalan yang dilalui ke mata air sangat susah.” Sambungnya.
Adanya kesulitan akses air bersih ini, Gugah Nurani Indonesia bersama KitaBisa berkolaborasi untuk membangun fasilitas air bersih di Dusun Tondon.
Dana pembangunan akses air bersih ini
merupakan hasil penggalangan dana yang dibuka di platform KitaBisa.com. Penggalangan dana dimulai pada November 2023 dan ditutup pada Desember 2024. Dengan bantuan
orang-orang baik GNI dan KitaBisa berhasil mengumpulkan dana sekitar lebih dari Rp200,000,000. Pembangunan Akses Air Bersih Untuk mengatasi tantangan topografi di Dusun Tondon, GNI menggunakan mesin pompa air
bertenaga diesel guna mendorong air dari sungai menuju penampungan utama. Sumber air pada proyek air bersih ini berasal dari aliran Sungai Mata Allo, tepatnya di sekitar kawasan permandian Likubassi.
Penampungan utama berada di tengah Dusun Tondon yang berfungsi untuk mendistribusikan air bersih pada masyarakat. Penampungan utama ini berukuran 8m³ yang mampu
menampung 8.000 liter air. Dari penampungan pusat, air dialirkan ke 30 rumah warga dan 1 fasilitas pendidikan, yaitu SDN 60 Tondon.
Sistem distribusi yang GNI implementasikan terbagi menjadi dua jalur utama berdasarkan jenis pemanfaatannya, yaitu aliran air non-filter dan aliran air filter. Aliran air non-filter merupakan
jalur pertama yang mengalirkan air langsung dari Sungai Mata Allo menuju penampungan tanpa melalui proses filtrasi. Meski tidak melalui filtrasi, air ini aman untuk digunakan untuk mandi,
cuci pakaian, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Jalur air kedua dialirkan melalui sistem teknologi penyaringan air dari wateroam. Sistem teknologi ini efektif menghilangkan bakteri, sedimen, dan zat berbahaya lainnya. Sehingga, air layak minum dan konsumsi langsung oleh masyarakat. Selain itu, teknologi ini menjadi solusi
kebutuhan akan air minum sehat dan higienis di wilayah terpencil yang kesulitan akses airminum yang layak.
Harapan Dampak Baik dari Fasilitas Akses Air Bersih Kualitas air sangat berdampak pada kesehatan masyarakat. Kekurangan air bersih dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti diare, penyakit kulit, dan infeksi lainnya. Bahkan, konsumsi air yang tak layak dapat menyebabkan stunting pada anak. Oleh sebab itu, keberadaan fasilitas air ini diharapkan dapat membawa banyak dampak baik pada masyarakat— dari meningkatkan taraf kesehatan hingga meningkatkan produktivitas, masyarakat tak perlu menghabiskan waktu untuk mengambil air di sumber air yang jauh.
Ibu Sri Siswanty Zainal selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kab.
Enrekang, menyampaikan harapannya. “Kami harap masyarakat dapat menjaga dan saling berkolaborasi. Kami dari dinas kesehatan sebagai induk sektor kesehatan di Enrekang, kami akan memantau terus dampak adanya air bersih ini.”
“Semoga kedepannya penggunaan air bersih menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kesehatan khususnya menurunkan angka stunting karena kita tau stunting bisa terjadi karena sanitasi dan air yang kurang baik.” harapnya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kab. Enrekang, Bapak Achmad Faisaljuga turut menyampaikan harapan dan rasa syukurnya “Saya mewakili pemerintah daerah mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Mudah-mudahan support fasilitas ini bisa mengurangi hambatan yang dihadapi masyarakat terkait pemenuhan air bersih di Dusun
Tondon.” Masyarakat juga bersyukur dengan adanya fasilitas air bersih ini. Pendampingan GNI dari awal hingga akhir dalam proyek ini sangat membantu masyarakat. Dahulu masyarakat sangat
kesulitan air, sekarang mereka sudah memiliki fasilitas air bersih yang dapat dinikmati dengan mudah. Semoga semakin banyak orang baik yang berkontribusi untuk membantu sesama bersama GNI agar semakin besar dampak yang kita ciptakan. Mari, kita penuhi hak dasar anak-anak Indonesia bersama!
Social Header