Mediamassa.co.id — Seorang pedagang gorengan di Jombang, Jawa Timur, mendadak menjadi sorotan setelah mengalami lonjakan tagihan listrik yang mencapai Rp12 juta. Kisah ini viral di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat tentang transparansi pencatatan listrik pelanggan.
PT PLN (Persero) pun segera memberikan klarifikasi resmi. Menurut penjelasan PLN, tagihan fantastis tersebut muncul akibat akumulasi pemakaian listrik yang sebelumnya tidak tercatat dengan benar. Pihak PLN menegaskan bahwa kesalahan ini bukan berasal dari kenaikan tarif listrik, melainkan karena proses pencatatan meteran yang sempat tidak optimal dalam beberapa bulan terakhir.
"Setelah dilakukan pengecekan, tidak ditemukan adanya kesalahan dalam penghitungan tarif. Kenaikan terjadi karena pemakaian listrik pelanggan yang menumpuk tanpa terdata dengan akurat," ujar perwakilan PLN Jatim dalam keterangan resminya.
Sebagai bentuk tanggung jawab dan pelayanan kepada pelanggan, PLN menawarkan solusi berupa skema cicilan pembayaran. Dengan cicilan ini, pelanggan dapat melunasi tagihan besar tersebut secara bertahap sesuai kemampuan.
Pihak PLN juga menekankan pentingnya pelanggan untuk secara aktif memantau penggunaan listrik melalui aplikasi PLN Mobile atau dengan mencatat angka meteran sendiri secara rutin. Langkah ini dianggap penting untuk mencegah terjadinya selisih perhitungan di kemudian hari.
Di tengah insiden ini, PLN berjanji akan meningkatkan kualitas pemeriksaan lapangan dan memperbaiki sistem pencatatan meter agar kejadian serupa tidak terulang. Masyarakat diimbau untuk tidak ragu melaporkan jika menemukan ketidaksesuaian pada tagihan listrik mereka.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa baik penyedia layanan maupun pelanggan perlu aktif menjaga transparansi dalam penggunaan listrik sehari-hari.
Social Header